Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sistem Bagi Hasil Usaha Kuliner yang Harus Dipahami

Barangku.id - Saat ini, jenis usaha sangatlah beragam salah satunya adalah usaha kuliner. Pada saat menjalankan usaha kuliner, sangat mungkin untuk pihak pertama melakukan kerja sama dengan pihak lainnya. Apabila kondisi ini terjadi, maka harus tahu sistem bagi hasil usaha kuliner yang bisa dipakai.

Jika sudah memahami setiap aspek pada sistem bagi hasilnya, maka proses pengalokasian laba akan tepat dan menyeluruh sesuai dengan kesepakatan. Hal ini tentunya bisa dilakukan dengan beberapa tips yang ada. Untuk mengetahuinya, simak penjabaran di bagian bawah ini:

Baca juga: Tips buka usaha warung kopi tradisional

Sistem Bagi Hasil untuk Usaha Kuliner

sistem bagi hasil usaha kuliner
Cara bagi hasil usaha kuliner

Agar proses bagi hasil dilakukan dengan benar, maka harus tahu dulu apa saja sistem yang bisa dipakai. Setiap sistem yang ada ini tentunya disesuaikan dengan hubungan antara pihak-pihak di dalam usaha tersebut. Untuk mengetahuinya, simak golongan sistemnya di bagian bawah ini:

1. Pemodal dan Rekan Kerja

Sistem pertama bisa diterapkan bagi pihak pemodal yang juga sebagai rekan kerja. Berdasarkan kondisi ini, maka pihak yang memberikan modal akan turut serta berperan aktif dalam berjalannya usaha. Dengan demikian, akan ada dua posisi berbeda yang diemban.

Baca juga: Kiat usaha minyak goreng home industri

Apabila berada dalam kondisi semacam ini, maka ada dua pembagian yang diperlukan. Pertama pembagian dari gaji atas pekerjaan yang diterapkan, kemudian yang kedua pembagian dari dividen modal. Khusus untuk dividen ini akan diambil dari pendapatan dan disesuaikan dengan porsinya.

2. Pemodal Saham

Kemudian untuk sistem yang kedua adalah sistem dimana pihak kedua hanya sebagai pemodal saham atau biasa dinamai dengan investor. Pada golongan ini, maka bisa dipastikan pihak investor tidak turut berperan aktif dalam berjalannya usaha kuliner yang dimiliki.

Dengan demikian, pembagian hasilnya hanya berdasarkan dividen modal. Sedangkan komponen gaji pekerjaan tidak akan diberikan kepada pihak investor karena tidak melakukan pekerjaan apapun di usaha yang berjalan. Aspek ini tentunya akan jauh berbeda dengan golongan pertama.

Baca juga: Tips jualan ceker mercon pedasnya bikin ngiler

3. Pemodal dalam Bentuk Utang

Lalu untuk jenis yang ketiga adalah pihak lain sebagai pemberi utang. Apabila kondisinya seperti ini, maka pihak pemberi utang tidak akan ada kaitannya dengan usaha yang berjalan. Modal awal yang dipakai adalah uang hasil utang dan harus dibayarkan sesuai dengan perjanjian.

Tips untuk Melakukan Bagi Hasil

Agar sistem bagi hasil usaha kuliner berjalan dengan baik, maka ada beberapa komponen tips yang harus diaplikasikan. Dengan menerapkan tips-tips ini, maka prosesnya akan jauh lebih terarah dan jauh lebih mudah. Berikut penjabaran yang bisa dipahami:

1. Manfaatkan Pembukuan

Aspek pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan pembukuan. Agar proses bagi hasil bisa dilakukan sesuai dengan laba yang didapat, maka keuangan usaha harus dirinci dengan baik. Hal ini tentunya juga akan berpengaruh pada berkembangnya usaha dan kerja sama.

Baca jugaa: Cara memulai usaha susu murni varian rasa

2. Buat Perjanjian di Awal

Agar proses bagi hasil tidak menemukan konflik, maka pastikan untuk membuat perjanjian di awal. Komponen perjanjian ini tentunya harus disepakati oleh kedua belah pihak secara sadar. Dengan demikian, proses bagi hasil ke depan akan berlangsung dengan baik.

3. Tentukan Target

Tips ketiga yang wajib untuk diterapkan adalah dengan menentukan target. Penentuan komponen target ini tentunya bisa mempermudah proses bagi hasil yang akan dilakukan. Apabila hasil penjualan kuliner kurang dari target, maka diperlukan diskusi ulang untuk penetapan bagi hasilnya.

Baca juga: Prospek dan cara jualan roti maryam

Itulah penjelasan lengkap mengenai sistem bagi hasil usaha kuliner dan tips yang diperlukan. Semua aspek ini tentunya penting untuk dipahami. Jika semua aspek sudah dipahami dengan baik, maka proses pembagian laba dengan metode bagi hasil akan diterapkan dengan tepat.